Holaa,, selamat malam..
Ini post terakhir dimata kuliah kesehatan mental gw. Posisi gw ada di semester 4 dan akan berlanjut ke semester 5. yeaahhh
Tulisan 1-1 (Teori Kepribadian Sehat)
Kita bahas mengenai teori kepribadian sehat. Teori kepribadian sehat yang pernah gw bahas, lebih terfokus pada teori
psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori behavioristik dari John B.Watson,
dan teori humanistik dari Abraham Maslow. Pertama, kita bahas mengenai teori psikoanalisa dari Sigmund Freud, mengenai Id, Ego, dan Superego. Id atau yang
familiar kita sebut dengan prinsip kesenangan (pleasure principle) berisikan hawa nafsu (instink) karena menyimpan dorongan biologis manusia, dua instink pada manusia itu adalah libido atau hasrat seksual dan thanatos hasrat akan kematian. Ego (prinsip realitas) tentu
berkembangnya dari id. Secara garis besar sang ego lah yang menjembatani atau
menghubungkan id dengan realitas di dunia luar. Ego yang mengontrol kesadaran
dan mengambil keputusan dari apa yang ingin manusia lakukan. Superego (prinsip sosial) disini superego berperan sebagai "penegur" jika kita melakukan hal - hal yang kurang manusiawi atau diluar batas moral seseorang. Kedua, aliran Behavioristik dari J.B. Watson Teori behavioristik
dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu
dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang
bila dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Ketiga, aliran Humanistik oleh Abraham Maslow manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang
paling rendah(bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (Aktualisasi Diri). Jadi, hirarki kebutuhan tersebut yaa seperti ini : (Bawah ke Atas)
- Kebutuhan fisiologis atau dasar.*
- Kebutuhan akan rasa aman.*
- Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi.*
- Kebutuhan untuk dihargai.*
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
*No 1 - 4 Maslow menyebutnya sebagai
Prinsip Homeostatik(suatu prosos yang terjadi secara terus menerus untuk memelihara
stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.)
Tulisan 1-2 (Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan)
Secara ilmiah, Penyesuaian Diri berarti upaya manusia untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya, mengatasi ketegangan, frustasi atau stress, konflik dengan
memerhatikan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Proses tersebut
melibatkan mental dan akan menghasilkan sebuah perilaku.
Penyesuaian diri
diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok, Pertama berdasarkan gejala masalah
yang meliputi neurotik, psikotik, psikopatik, epileptik. Kedua,
berdasarkan jenis kualitas respon yang meliputi penyesuaian yang normal dan
penyesuaian yang menyimpang. Ketiga, berdasarkan jenis masalah meliputi masalah
individu, masalah sosial, masalah keluarga, masalah akademik, masalah
vokasional dan lain sebagainya.
Pertumbuhan dikemukakan oleh Werner
(1957), ia mendefinisikan pertumbuhan akan selalu meningkat dengan cara yang
bertahap.Secara ilmiahnya, pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi
secara fisiologis sebagai hasil kematangan fungsi-fungsi fisik yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Tulisan 1-3 (Konsep Sehat, Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental, dan Pendekatan Kesehatan Mental)
Menurut
buku yang gw baca, disitu ditulis menurut World
Health Organization dalam Winkel
(1991) disebutin : Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik,
mental dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya(absensi disini mungkin si Winkel maksud
adalah keberadaan penyakit dalam diri kita) penyakit atau keadaan lemah
tertentu.
Sedangkan
menurut Zakiah Dorojad (1982)
dikatakan Kesehatan Mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala – gejala
gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala
potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan
bersama serta mencapai keharmonisasian jiwa dalam hidup.
Sekarang,
didunia sudah ada beberapa organisasi yang menyediakan Mental Hygiene, contohnya adalah UNESCO(the United Nations Educational Scientific and Cultural Organization),
WHO(World Health Organization), dan
WFMH(World Federation for Mental Health).
Sedangkan diIndonesia sendiri, masalah Kesehatan Mental menjadi salah satu
proyek bagi Departemen Kesehatan, contohnya adalah BKKBN.
Tulisan 2-1 (Pengertian Stress)
Menurut Hans Selye
stess adalah Respon-respon fisiologis dari tubuh terhadap
tuntutan lingkungan maupun personal.
Hans Selye mengemukakan mengenai tentang General Adaptation Syndrome
atau dengan kata lain reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan
akibat stress. General adaptation Syndrome(GAS) memiliki 3 proses/fase/bentuk
yaitu :
1. The Initial Alarm Reaction.
Alarm
reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi
stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau
khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme
untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah
dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
2.Resistance Stage
The
stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah
mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat
timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping
mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi
dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya.
3.Exhaustion Stage
Stage
of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik
tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan,
mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan
lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.
Tulisan 2-2 (Teori Kepribadian Sehat 2)
Tokoh pertama, Gordon Allport itu engga setuju dengan yang
namanya teori psikoanalisa dari Freud. Allport yakin kalo manusia itu adalah
makhluk rasional yang digerakkan oleh sebua kesadaran, yang berdasar pada masa
kini, masa depan, dan bukan masa lalu. Allport juga yakin bahwa tingkah lakuk
seseorang adalah sesuatu yang terus menerus bergerak, sehingga konsep utama
teori nya adalah motivasi yang membuat orang terus bergerak. Allport memandang
kepribadian sebagai organisasi dinamik dalam system psikofisik individu yang
menentukan penyesuaian unik dengan lingkungannya. Kita menjadi paham bahwa teori kepribadian
yang Allport kemukakan itu menggunakan sudut pandang yang positif, yaitu bahwa
kepribadian merupakan akumulasi trait yang mengarahkan tingkah laku sesuai
dengan prinsip otonomi fungsional. Penekanan Allport bukanlah pada peribadi
yang neuritis, tetapi pada pribadi normal, sehat dan matang.
Tokoh kedua, Carl Ransom Roger, Teori
humanistic Rogers dikenal dengan teori yang perpusat pada pribadi. Menurut Rogers, ada beberapa rumusan
mengenai self, yaitu:
- self
terbentuk melalui diferensiasi medan fenomena
- self
terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu dan dari distorsi
pengalaman
- self
bersifat integral dan konsisten
- pengalaman
yg tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman
- self
dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar
Tokoh ketiga, Erich Fromm, Tema dasar dari dasar semua
tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia
dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan
dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya
Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi
semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being
lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia
melarikan diri. Dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta
dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang
lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa
yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Tulisan 2-3 (Koping Stress)
Menurut Radley, Coping
stress yaitu sebagai penyesuaian secara kognitif dan perilaku menuju keadaan
yang lebih baik, mengurangi dan bertoleransi dengan tuntutan - tuntutan yang
ada yang mengakibatkan stress.
Menurut
Lazarus dan Folkman (1976), cara coping dibedakan menjadi dua bagian besar
berdasarkan tujuan atau intensi individu, yaitu:
1) Problem Focused
Coping. Coping yang memfokuskan pada masalah ini melibatkan usaha yang
dilakukan untuk merubah beberapa hal yang menyebabkan stres (stressor).
Tujuannya adalah untuk mengurangi tuntutan dari situasi dan meningkatkan usaha individu
dalam menghadapi situasi tersebut. Cara ini lebih sesuai apabila digunakan
dalam menghadapi masalah atau situasi yang dianggap dapat dikontrol atau dikuasai
oleh individu.
2) Emotion Focused
Coping. Coping ini merupakan bentuk
coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi. Bentuk coping ini lebih melibatkan
pikiran dan indakan yang ditunjukan untuk mengatasi perasaan yang menekan
akibat dari situasi stres. Emotion focused coping, terdiri dari usaha yang diambil
untuk mengatur dan mengurangi emosi stres penggunaan mekanisme yang dapat
menghindarkan dirinya dari berhadapan dengan tressors.
3) Coping Maladaptif.
Coping Maladaptif
adalah kecenderungan coping yang kurang bermanfaat dan kurang efektif dalam
mengatasi sumber stres (Carver, Schaver dan Wentraub dalam Triyani Harika, 2000).
Tulisan 3-1 (Hubungan Interpersonal)
Model - Model Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal
adalah dimana ketika kita berkomunikasi kita bukan sekedar menyampaikan
isi
pesan tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi
ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan
relationship. Hubungan
interpersonal mempunyai
4 model yang diantaranya meliputi :
1.
Model
pertukaran sosial (social exchange model)
2.
Model peranan (role
model).
3. Model permainan (games
people play model).
4.
Model
Interaksional (interacsional model).
Cara Memulai Hubungan
1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak
untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka
merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap
ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal,
keadaan keluarga dan sebagainya.
2. Peneguhan Hubungan.
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi
selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Dalam suatu hubungan
juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila
kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di
antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah
hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya
setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga
yang terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan
untuk membangun hubungan yang harmonis dan langgeng.
Komunikasi yang
selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi modal
yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis. Maka jangan kaget apabila
komunikasi kita dengan pasangan tidak berjalan dengan mulus atau selalu terjaga
bisa jadi hubungan kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu saja itu akan
menyakitkan hati kita dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak pernah
menginginkan hal berikut.
Intimasi dan Pertumbuhan
Hal yang mempengaruhi keintiman itu tumbuh adalah cinta.
Dan keintiman tidak akan tumbuh jika tidak ada cinta. Keintiman adalah proses
menyatakan siapakah kita sebenarnya kepada rang lain, keintiman juga suatu
kebebasan menjadi diri sendiri. Dan keinginan setiap pasangan adalah menjadi
intim.
Tulisan 3-2 (Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan 2)
Penyesuaian diri
dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal
adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau
dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi
(adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity),
dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation),
padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri
dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang
pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi
dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas,
menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat
untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku,
baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery),
yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam
cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan
frustrasi tidak terjadi.
Pertumbuhan
adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan
kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah
proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan
yang terjadi sebelumnya. Carl Rogera (1961) menyebutkan 3 aspek yang
memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan: Keikhlasan kemampuan
untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan. Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
Tulisan 3-3 (Cinta dan Perkawinan)
Bagaimana Memilih Pasangan
Pendekatan evolusioner ini merupakan konsep biologis yang diterapkan
untuk perilaku sosial oleh para ahli psikologi. Evolutionary Psychology
didefinisikan sebagai usaha untuk menjelaskan perilaku sosial dalam
konteks faktor genetik yang berevolusi sepanjang waktu sesuai dengan
prinsip seleksi alami. Evolutionary psychology berpandangan bahwa
manusia berevolusi untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi, bahwa
laki-laki dan perempuan memiliki agenda yang berbeda atas peran yang
berbeda dalam menghasilkan keturunan.
Seluk Beluk Hubungan dalam Perkawinan
Unsur-unsur dasar dari cinta yaitu Perhatian (Care), Tanggungjawab
(Responsibility), Rasa Hormat (Respect) dan Pengetahuan (Knowledge).
Fromm (Fromm, 2005) menjabarkannya sebagai berikut :
Perhatian (Care)
Cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa
yang kita cintai. Implikasi dari cinta yang berupa perhatian terlihat
jelas dari perhatian tulus seorang ibu kepada anaknya.
Tanggungjawab (Responsibility)
Tanggungjawab dalam arti sesungguhnya adalah suatu tindakan yang
sepenuhnya bersifat sukarela. Bertanggungjawab berarti mampu dan siap
menganggapi.
Rasa Hormat (Respect)
Rasa hormat bukan merupakan perasaan takut dan terpesona. Bila
menelusuri dari akar kata (Respicere = melihat), rasa hormat merupakan
kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, menyadari
individualitasnya yang unik. Rasa hormat berarti kepedulian bahwa
seseorang perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya.
Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan yang menjadi satu aspek dari cinta adalah pengetahuan yang
tidak bersifat eksternal, tetapi menembus hingga ke intinya. Perhatian,
tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan mempunyai keterkaitan satu
sama lain. Semuanya merupakan sindrom sikap yang terdapat dalam pribadi
yang dewasa, yaitu dalam pribadi yang mengembangkan potensi dirinya
secara produktif. Berbeda dengan Fromm yang menekankan mengenai sebab,
akibat dan aspek-aspek yang menimbulkan cinta dalam penjelasan teori
cintanya, Sternberg lebih menekankan pada penjelasan mengenai komponen
pembentuk cinta dan beragam jenis cinta yang dihasilkan dari kombinasi
tiap komponen.
Teori mengenai komponen cinta disebut pula sebagai teori segitiga cinta. Segitiga cinta mengandung 3 komponen sebagai berikut:
1) Keintiman (Intimacy)
Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan.
2) Gairah (Passion)
Gairah adalah elemen motivasional yang disadari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
3) Komitmen
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung
dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. (Tambunan, 2001).
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Kualitas hubungan pernikahan sekarang telah menjadi lebih penting
daripada keabadian nya. Pada bagian, ini mencerminkan kepercayaan yang
tumbuh di antara Amerika bahwa kebahagiaan pribadi adalah hak bukan
suatu kemewahan. Akibatnya, pasangan cenderung mengharapkan lebih dari
pernikahan mereka daripada di masa lalu dan lebih mungkin untuk
mengakhiri pernikahan tidak bahagia dari orangtua mereka. Hal ini
menyebabkan beberapa pasangan untuk merumuskan expecttations mereka dan
klaim pada satu sama lain dalam kontrak perkawinan dan untuk negotiace
perbedaan mereka dengan mata ke arah memaksimalkan kebahagiaan bersama.
Fiuhhh,,, akhirnya kelar jugaaa.. yeaa Puji Tuhan. Kini semua tugas sudah kelar.. Semua tulisan yang ada di blog ini semoga bermanfaat. Amin :D :D
Sumber :
Tulisann 1
http://galihdh.blogspot.com/2013/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
http://galihdh.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian-sehat-ala-writer.html
http://galihdh.blogspot.com/2013/03/konsep-sehat-sejarah-perkembangan.html
Tulisan 2
http://galihdh.blogspot.com/2013/04/jreng-pengertian-stress.html
http://galihdh.blogspot.com/2013/04/yang-pertama-teori-kepribadian-sehat.html
http://galihdh.blogspot.com/2013/04/yeahh-koping-stress.html
Tulisan 3
http://galihdh.blogspot.com/2013/06/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
http://galihdh.blogspot.com/2013/06/hubungan-interpersonal.html
http://galihdh.blogspot.com/2013/06/cinta-dan-perkawinan.html