Sabtu, 30 Maret 2013

Konsep Sehat, Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental, dan Pendekatan Kesehatan Mental.




Holla hai dan apa kabar my blog reader. Hoho

*berharap setiap waktunya  bisa menambah jumlah pembaca disini.

Disemester 4 ini, gw bertemu dengan matkul softskill dengan judul “Kesehatan Mental”, dari sekarang dan  2 “post” berikutnya gw pribadi bakal mempublish hal2 yang berkaitan dengan kehatan mental.

Tidak menyalahkan my reader sih, tp kalo merasa bosen, gw cuma bisa menyarankan untuk mendengarkan lagu yang udah gw sediain di pojok kanan, uyeee :D

Untuk memulai ini semua gw bingung mau darimana, tapi kalo mulai sesuatu yang pasti adalah dari bawah atau dari dasar, oleh sebab itu apa sih yang kalian pahami tentang “kesehatan” itu sendiri??

Menurut buku yang gw baca, disitu ditulis menurut World Health Organization dalam Winkel (1991) disebutin : Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya(absensi disini mungkin si Winkel maksud adalah keberadaan penyakit dalam diri kita) penyakit atau keadaan lemah tertentu.

Sedangkan menurut Zakiah Dorojad (1982) dikatakan Kesehatan Mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala – gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisasian jiwa dalam hidup.

Jadi, kalo lo lecet/tergores abis jatoh dari sepeda itu berarti lo sakit.*dari aspek fisik
Kalo lo gak jelas atau suka bengong sendiri atau bahkan suka ngomong dan jawab pertanyaan yang lo lontarin sendiri itu tandanya lo sakit. *dari aspek mental

Dan jelas kalo lo gak bisa nyambung sama gw atau temen-temen lo itu berarti lo sakit. *dari aspek sosial.
PECAH BANGET!!! Sekarang gw dan lo tau kapan waktunya bisa dibilang “sakit”, dan gw rasa gw lebih bermasalah dibagian aspek mental. #sambil googling klinik kejiwaan terdekat dr rumah.

Udah tau karena jurusan gw dan matkul ini lebih focus pada kesehatan mental manusia, sekarang gw coba untuk arahkan senter ilmu pengetahuan ini kepada kesehatan mental. Dan semua itu gak akan pernah kita ketahui kalo kita gak buka kitab sejarah.

Jadi begini ceritanya,
Dahulu kala, banyak orang yang berusaha mewujudkan keharmonisan hidup, tapi belom secara sistematis dan masih cara yang sederhana. Ketidakharmonisan itu dianggap sebagai gangguan dari roh-roh jahat yang merasuk kedalam diri seseoarang. Salah satu mereka menyembuhkannya adalah dengan memukuli individu yang sakit dan setelah itu individu tersebut akan sehat kembali. Dengan berjalannya waktu, orang – orang mulai memperbaiki proses penyembuhan sakit mental tersebut lebih secara manusiawi.

Dan berikut adalah tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Kesehatan Mental :

  • Philippe Pinel (Perancis)
  • William Tuke (Inggris
  • Dorothe Dix (Amerika), tokoh wanita abad 19 yang mengadakan perbaikan kondisi rumah sakit jiwa di Amerika dan juga di Eropa, usahanya banyak dijadikan dasar aktivitas dalam Mental Hygiene.
  • Clifford Whittingham Beers (1876 – 1943), ia pernah sakit mental selama 2 tahun dan menulis buku yang berjudul “A mind that found it self”. Dan menyusun program nasional mengenai Kesehatan Mental.

Dan banyak lagi, semuanya itterus berkembang, sampai banyak berdirinya organisasi yang focus dalam mengatasi gangguan mental. Dari akibat perang dunia 1 dan 2, yang menjadi target penyembuhan dan pada akhirnya memberikan pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan.

Sekarang, didunia sudah ada beberapa organisasi yang menyediakan Mental Hygiene, contohnya adalah UNESCO(the United Nations Educational Scientific and Cultural Organization), WHO(World Health Organization), dan WFMH(World Federation for Mental Health). Sedangkan diIndonesia sendiri, masalah Kesehatan Mental menjadi salah satu proyek bagi Departemen Kesehatan, contohnya adalah BKKBN.

Abis dari sejarah, gw mau membahas tentang Pendekatan Kesehatan Mental. Disini memiliki 3 jenis pendekatan, yaitu pendekatan orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri, dan  orientasi pertumbuhan.

Orientasi klasik, merupakan suatu pandangan pada masa awal adanya kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental. Secara lebih sempit, pengertian dari “klasik” berupa kajian kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa. Oleh sebab itu, pada masik klasik dahulu lebih banyak focus pada biologis-medis dan terapeutik dan kuratif serta menanggulangi penyembuhan konflik – konflik atau trauma masa lalu.

Orientasi Penyesuaian Diri, mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri sendiri dan norma sosial. Orang yang normal mampu menyesuaikan diri sehingga lebih mampu terhindar dari konflik yang ada. Oleh sebab itu semua, kriteria kesehatan mental juga bisa dilihat dari bagaimana cara kita belajar respon yang adaptif.

Orientasi Pertumbuhan, setiap orang memiliki kekuatan positif dan korektif, dilain hal juga manusia dalan proses pertumbuhannya pelepasan sumber – sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energy dan dorongan (primary/secondary). Fokus dalam pendekatan pertumbuhan ini kea rah apa individu “akan menjadi” atau aktualisasi potensi diri dimasa depan.

Orientasi klasik
Penyesuaian diri
Pertumbuhan
Hilangnya gejala gangguan mental
Kemampuan menyesuaiakan diri dg tuntutan diri sendiri & norma sosial
Pelepasan sumber-sumber yg tersembunyi dari bakat, kreativitas, Energi & dorongan
Penyembuhan konflik2, trauma masa lalu
Belajar respon adaptif
Aktualisasi diri sesuai potensinya à lebih dr sekedar ‘normal’

Kurang lebih, ini isi tulisan pertama yang terdiri dari Konsep Sehat, Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental, dan Pendekatan Kesehatan Mental.

Semoga dengan ini semua mampu bermanfaat dengan teman2 semua. :D

Happy Saturday.

Referensi:

Siti Sundari, HS. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Cetakan Pertama. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar