Udah lama nih gw gak nulis di blog gw sendiri, memang suka males untuk mulai nulis diblog ini, tapi kali ini gw coba untuk mulai nulis. Dengan isi materi post yang berbeda, kali ini gw mau nulis tentang perjalanan gw ke Gunung Munara, Desa Rumpin, Parung, Bogor!!
Parung? Rumpin? Desa apaan tuh? Itu yang pertama kali nongol didalam benak gw. Mana ada gunung didaerah depok pinggiran. Mentok2 juga permandian air panas didaerah ciseeng. Tetapi kepercayaan gw itu terpecahkan oleh temen gw yang sudah terlebih dahulu menaiki gunung ini. Gw pun tau mengenai gunung itu jg dari IGnya doi.
Kebetulan rumah gw didaerah Depok dan perjalanan dari Depok menuju Desa Rumpin itu sekitar 90menit. Yang membuat lama itu adalah jalan yang berkelak kelok dan jalanan yang rusak. Jangan disamain kaya ke Bogor ya guys, jelas beda yang cuma lurus doang sama yang bikin pergelangan tangan sakit(baca: motor kopling).
Yang perlu kalian pahami adalah patokan pertama adalah kalian harus sampai di Pasar Parung, jadi kalo dari Depok ke arah Sawangan dan kalo dari Bintaro menuju arah ciputat lurus terus. Sesampainya di Pasar Parung, kalo kalian bingung bisa bertanya arah STSN(Sekolah Tinggi Sandi Negara) karena kalian PASTI lewatin ini, kalo engga lewatin ada kemungkinan kalian nyasar. Sisanya, kalian bisa tinggal ikutin palang arah jalan menuju "rumpin".
Yang perlu harus kalian perhatikan bahwa lokasi wisata ini masuk lagi kedalam gang disisi kiri jalan(dari arah parung). Palangnya pas gw dateng sih agak miring, berwarna dasar biru dan tulisannya putih "SITUS GUNUNG MUNARA" dan gang itu ada diseberang lapangan futsal. Gangnya memang agak sempit, mobil muat 1 arah, kalo papasan didalemnya kayanya perlu orang expert buat nyetirnya. Ikutin aja jalan gangnya(udah dibeton) yang akan berujung pada lapangan parkir sederhana. Sayangnya gw gak foto lapangan parkirnya.
Tarif parkir dikenakan Rp7000 buat motor, tapi mungkin kalo mobil Rp10.000. Nah, dan untuk memulai perjalanan dengan kaki itu akan dikenakan Rp2.500 per kepala.
Perjalanan keatas kurang lebih 2 jam perjalanan. Sebelum sampai pada trek yang sesungguhnya, kalian akan disuguhkan sebuah sungai kecil yang biasa dipakai warga setempat untuk memandikan ternaknya(terkahir liat sih ada kerbau).
Sungai yang sangat bermanfaat. |
Kondisi treknya tidak menggunakan bebatuan tersusun, jadi benar2 masih tanah. Kebetulan gw kemaren pas naek itu lagi musim ujan, as you know itu jadi kaya perosotan licinnya fix bikin kita seakan2 bisa mandi coklat. Jadi saran gw sih biar tidak sangat menguras tenaga ya pas lagi gk musim hujan kesananya.
Trek(ini nanjak yaa, terlihat datar) |
Heit jangan sedih, selama perjalanan keatas bakal ada gubuk2 kecil yang jumlahnya ada 4 buah, disitu sih tertulis Pos 1- 4 dimana kalian bisa duduk sebentar dan biasanya akan menawarkan kalian makanan atau minuman dengan harga yang lebih mahal dari biasanya(mungkin ongkos bawa naek kali yaaa...). Di pos 2 kemaren itu yang jaga adalah seorang bapak, disini kemaren si bapak kaya nyinggung mengenai ridho alias kalian diminta untuk memberikan sedikit uang, tetapi kemaren gw dan romobongan gw langsung cabut dengan pamit sopan.
Setelah melalui pos 3 yang tidak jauh dari pos 2, kalian akan disuguhkan dengan semacam goa batu sejenis petilasan yang konon dipake buat petilasannya alm. Mantan Presiden Ir.Soekarno.
Goa Batu |
Ini gw di ujung tebing sebelahnya. Treknya susah cuy! |
Puncaknya disini, foto diatas diambil dari sisi ini.(beda jarak) |
Perjalan ini sangat luar biasa, menguras tenaga dan menguras keringat. Tapi, semua itu terbayar pas kalian udah sampe diatas dan semoga aja tidak hujan.
Selamat mencoba!! :)
keren bang gaaalll
BalasHapus