Minggu, 21 April 2013

Yang pertama, teori kepribadian sehat


Holaa,, selamat siang para pembaca blog gw.. hohoho

Hait jangan sedih,, bakal lebih banyak post post baru meneganai hal hal yang berbau kesehatan mental. Kali ini gw bakal membhas mengenai Teori kepribadian sehat dari 4 tokoh yang pernah hidup dibumi ini.
  1.  Gordon Allport (1897 – 1967)
Allport itu engg setuju dengan yang namanya teori psikoanalisa dari Freud. Allport yakin kalo manusia itu adalah makhluk rasional yang digerakkan oleh sebua kesadaran, yang berdasar pada masa kini, masa depan, dan bukan masa lalu. Allport juga yakin bahwa tingkah lakuk seseorang adalah sesuatu yang terus menerus bergerak, sehingga konsep utama teori nya adalah motivasi yang membuat orang terus bergerak. Allport memandang kepribadian sebagai organisasi dinamik dalam system psikofisik individu yang menentukan penyesuaian unik dengan lingkungannya.

Kita menjadi paham bahwa teori kepribadian yang Allport kemukakan itu menggunakan sudut pandang yang positif, yaitu bahwa kepribadian merupakan akumulasi trait yang mengarahkan tingkah laku sesuai dengan prinsip otonomi fungsional. Penekanan Allport bukanlah pada peribadi yang neuritis, tetapi pada pribadi normal, sehat dan matang. Ada tujuh criteria dan pribadi yang matang, yaitu :

a.    Memiliki Perluasan Perasaan Diri, artinya kemampuan untuk berpartisipasi dan menyukai rentang aktivitas yang luas. Namun, aktivitas itu harus merupakan aktivitas yang relevan dan penting bagi diri kita sendiri.
b.    Memiliki Hubungan Hangat dengan Orang Lain, artinya kemampuan untuk membina hubungan intim dengan keluarga, teman, dan anak.
c.    Memiliki rasa aman secara emosional, artinya kemampuan menerima emosi diri dengan rasa aman, tanpa tertekan.
d.    Memiliki Persepsi Realistis, Artinya kemampuan memandang dunia secara obyektif atau apa adanya.
e.    Memiliki Ketrampilan, yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas atau masalah. Orang yang sehat secara psikis dapat melakukan pekerjaan dengan dedikasi, komitment, dan keterampilan yang dimiliki.
f.     Memiliki Pemahaman Diri, artinya kemampuan untuk melihat persamaan dan perbedaan antara gambaran diri ideal dengan kondisi diri yang sesungguhnya, mampu melihat kelebihan dan kelemahan diri sendiri.
g.    Memiliki Filsafat hidup yang mempersatukan, artinya kemampuan mengarahkan dirinya ke masa depan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

        2.    Carl Ransom Roger
Teori humanistic Rogers dikenal dengan teori yang perpusat pada pribadi. Beberapa  pandangan tentang manusia: 
  • Pandangan humanistic menentang konsepsi suram tentang manusia dari psikoanalisa dan konsepsi robot yang mekanistik dalam behaviorisme.
  • Rogers meyakini bahwa dalam diri setiap orang terdapat potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif.
  • Kegagalan dalam mewujudkan potensi-potensi terjadi akibat pengaruh yang bersifat menjerat dan keliru dari latihan yang diberikan oleh orang tua serta pengaruh-pengaruh sosial lainnya.
  • Pengaruh-pengaruh yang merugikan ini dapat diatasi apabila individu mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri. Penerimaan tanggung jawab terhadap diri terungkap dalam sikap yang sadar dan rasional bukan oleh kekuatan tak sadar yang tidak dapat dikontrol.
Menurut Rogers, ada beberapa rumusan mengenai self, yaitu:
  1. self terbentuk melalui diferensiasi medan fenomena
  2. self terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu dan dari distorsi pengalaman
  3. self bersifat integral dan konsisten
  4. pengalaman yg tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman
  5. self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar
Orang yang pada masa kanak-kanak selalu mendapat penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard) maka tidak akan terjadi ketidaksesuaian antara organisme dan diri untuk selanjutnya ia akan dapat beradaptasi dengan baik secara psikologis.
Sebaliknya, jika seseorang pada masa anak-anak mendapat penilaian negatif (conditional positive regard) maka akan terjadi ketidaksesuaian antara organisme dan diri, dan untuk selanjutnya ia akan sulit untuk beradaptasi secara psikologis.

        3.    Abraham Maslow
 
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).  Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1.     Kebutuhan fisiologis atau dasar

Merupakan tingkat yang paling bawah atau dasar, bersifat fisiologik(kebutuhan akan udara, makanan, minuman, dan sebagainya) yang ditandai oleh kurangan sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan kebutuhan dasar(basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat ekstrim bisa membuat kita-kita kehilangan kendali atas diri sendiri alias  jadi liar. Sedangkan kalo berhasil terpenuhi, maka kita akan naik level yaitu kebuuthan akan rasa aman.
  1. Kebutuhan akan rasa aman
Kalau yang ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas, dan sebagainya. Oleh karena itu,, maunusia menciptakan hukum dan sistem2 demi menjaga privacy diri masing2.
  1. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan ini membuat individu ingin dan berhsrat untuk berkomunikasi dengan orang lain, membuat dirinya berharga dihadapan orang lain. Kehangatan, akrab, bahkan mesra dengan orang lain contohnya, individu juga butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, suatu kampong, marga, dan lain2. Individu yang tidak mempunyai kerabat atau keluarga akan merasa sebatang kara.
  1. Kebutuhan untuk dihargai
kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang
  1. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan ini merupakan kebuthan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki(Cth :Kebenaran, kebaikan, keadilan, dll) melainkan saling mengisi. Sedangkan kalo gak berhasil atau tidak terpenuhi, maka akan terjadi meta patologi(apatisme, kebosanan, putus asa, dll). Jika kita mampu memnuhi semua 17 meta kebutuhan kurang lebih kita bisa menjadi orang hebat yang penuh dengan kebahagiaan.

Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.mudian berhenti dengan sendirinya.

Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahanCinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting. 

  4.    Erich Fromm

Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Umumnya kata “kebutuhan” diartikan sebagai kebutuhan fisik, yang oleh Fromm dipandang sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari manusia, yakni kebutuhan makan, minum, seks, dan bebas dari rasa sakit. Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok kebutuhan; pertama kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom, yang terdiri dari kebutuhan Relatedness, Rootedness, Transcendence, Unity, dan Identity. Kedua, kebutuhan memahami dunia, mempunyai tujuan dan memanfaatkan sifat unik manusia, yang terdiri dari kebutuhan Frame of orientation, frame of devotion, Excitation-stimulation, dan Effectiveness.

Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatan
1.     Keterhubungan (relatedness): Kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam dan dari dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan makhluk lain yang dicintai,menjadi bagian dari sesuatu. Keinginan irasional untuk mempertahankan hubungan yang pertama, yakni hubungan dengan ibu, kemudian diwujudkan ke dalam perasaan solidaritas dengan orang lain. Hubungan paling memuaskan bisa positif yakni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain,bisa negatif yakni hubungan yang didasarkan pada kepatuhan atau kekuasaan.
2.    Keberakaran (rootedness): Kebutuhan keberakaran adalah kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman di dunia (merasa seperti di rumahnya). Manusia menjadi asing dengan dunianya karena dua alasan yaitu:
  • Dia direnggut dari akar-akar hubungannya oleh situasi (ketika manusia dilahirkan, dia menjadi sendirian dan kehilangan ikatan alaminya)
  • Fikiran dan kebebasan yang dikemangkannya sendiri justru memutus ikatan alami dan menimbulkan perasaan isolasi/tak berdaya.
Keberakaran adalah kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan. Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengah-tengah duania yang penuh ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk membuat ikata baru dengan dunia baru.
3.    Menjadi pencipta (transcendency): Karena individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnya meras tak berdaya. Orang ingin mengatasi perasaan takut dan ketidakpastian menghadapi kemarahan dan ketakmenentuan semesta. Orang membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta. Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
4.    Kesatuan (unity): Kebutuhan untuk mengatasi eksistensi keterpisahan antara hakikat binatang dan non binatang dalam diri seseorang. Keterpisahan, kesepian, dan isolasi semuanya bersumber dari kemandirian dan kemerdekaan “untuk apa orang mengejar kemandirian dan kemerdekaan kalau hasilnya justru kesepian dan isolasi?” dari dilema ini muncul kebutuhan unitas. Orang dapat mencapai unitas, memperoleh kepuasan (tanpa menyakiti orang lain dan diri sendiri) kalau hakikat kebinatangan dan kemanusiaan itu bisa didamaikan, dan hanya dengan berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya melalui berbagi cinta dan kerjasama dengan orang lain.
5.    Identitas (identity): Kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat mengontrol nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan, dan merasa bahwa hidupnya nyata nyata miliknya sendiri. Misalnya orang primitive mengidentifikasikan diri dengan sukunya, dan tidak melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terpisah dari kelompoknya.

Kebutuhan untuk memahami dan beraktivitas
1)      Kerangka orientasi (frame of orientaion): Orang membutuhkan peta mengenai dunia sosial dan dunia alaminya; tanpa peta itu dia akan bingung dan tidak mampu bertingkah laku yang ajeg-mempribadi. Manusia selalu dihadapkan dengan fenomena alam yang membingungkan dan realitas yang menakutkan, mereka membutuhkan hidupnya menjadi bermakna. Dia berkeinginan untuk dapat meramalkan kompleksitas eksistensi. Kerangka orientasi adalah seperangkat keyakinan mengenai eksistensi hidup, perjalanan hidup-tingkah laku bagaimana yang harus dikerjakannya, yang mutlak dibutuhkan untuk memperoleh kesehatan jiwa.
2)   Kerangka kesetiaan (frame of devotion): Kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak. Orang membutuhkan sesuatu yang dapat menerima seluruh pengabdian hidupnya, sesuatu yang membuat hidupnya menjadi bermakna. Kerangka pengabdian adalah peta yang mengarahkan pencarian makna hidup, menjadi dasar dari nilai-nilai dan titik puncak dari semua perjuangan.
3)   Keterangsangan- stimulasi (excitation-stimulation): Kebutuhan untuk melatih sistem syaraf, untuk memanfaatkan kemampuan otak. Manusia membutuhkan bukan sekedar stimulus sederhana (misalnya: makanan), tetapi stimuli yang mengaktifkan jiwa (misalnya: puisi atau hukm fisika). Stimuli yang tidak cukup direaksi saat itu, tetapi harus direspon secara aktif, produktif, dan berkelanjutan.
4)   Keefektivan (effectivity): Kebutuhan untuk menyadari eksistensi diri melawan perasaan tidak mampu dan melatih kompetensi/kemampuan.

WOW!! Tulisan terpanjang yang pernah gw tulis dalam blog ini. Semoga ibu dan temen2 niat bacanya. Kalo ibu selesai membaca entri ini lalu mengalami pusing, mual – mual, lemah, lesu, lunglai, itu sepertinya ibu dan temen2 keracunan tulisan. Jadi saran say amah, segera tutup blog nya trus ke minimarket buat jajan yang enak2 untuk mengembalikan tubuh yang tercancam itu. Hohoho

Semoga tulisan diatas menarik dan bermanfaat.
ADIOS!!


Sumber :
Feist, Jeis and Gregory J. Feist. 2008. Theory of Personality. Seventh Edition. The Mcgraw-Hill Companies : America.

Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. 1993. Psikologi Kepribadian 2 (Teori-teori Holistik). Yogyakarta: Kanisius.

http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow.

www.psychologymania.com/2010/05/erich-fromm-teori-psikologi-sosial.html

Jreng!! Pengertian Stress



Holaa,, ketemu lagi, langsung ngebut aja yaa..

Kelas gw lagi diserang tugas dari dosen2. Ckckck

Kenapa deadline dosen2 ini bersamaan?! Apa mereka memiliki rencana dibalik semua ini. Pemirsa mari kita saksikan hal – hal penting mengenai stress.

Stress?? Udah pada tau dong stress apaan?? Kalo perilaku kita udh muali aneh karena kerjaan yg gak teratasi, lama kelamaan bisa menjadi stress.

Menurut hans Selye stess adalah Respon-respon fisiologis dari tubuh terhadap tuntutan lingkungan maupun personal.

Hans Selye mengemukakan mengenai tentang General Adaptation Syndrome atau dengan kata lain reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress. General adaptation Syndrome(GAS) memiliki 3 proses/fase/bentuk yaitu :

  1. The Initial Alarm Reaction.
Alarm reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.

  2.Resistance Stage
The stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya. 

  3.Exhaustion Stage
Stage of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.
  
Dilain hal, Seyle (1983) membedakan stresor menjadi 3 golongan yaitu :
   1.  Stresor fisikbiologik contohnya dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan dan lain-  lain. *berhubungan dengan fisik.
  2. Stresor psikologis takut, khawatir, cemas, marah, kekecewaan, kesepian, jatuh cinta dan lain-lain. *lebih focus kejiwanya.
  3. Stresor sosial budaya menganggur, perceraian, perselisihan dan lain-lain. *lebih focus pada keadaan individu dimata lingkungannya.

Ada beberapa jenis stresor psikologis (dirangkum dari Folkman, 1984; Coleman, dkk, 1984 serta Rice 1992) yaitu :
   1.Tekanan(pressure)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum tekanan mendo rong individu untuk meningkatkan performa, mengintesifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekana sering ditemui dalam kehidupan sehari - hari dan memiliki bentuk yang berbeda - beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan sumber - sumber daya yang dimilikidalam proses pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya. Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, rasa percaya diri, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peran yang harus dijalani seseorang, atau juga dapat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari - hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.

  2.Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran  tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil  yang diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.
  3.Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a.    Approach - approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang sama - sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama - sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b.    Avoidance - avoidance conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama - sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing - masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c.    Approach - avoidance conflict, adalah situasi di mana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang berniat berhenti merokok, karena khawatirmerusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok.
  4.Kecemasan
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997). Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Stres dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu harapan yang mencetuskan cemas. Hasilnya adalah bekerja untuk melegakan tingkah laku (Rawlins, at al, 1993)

Udah pada tau kan hal hal penyebab stress dan jenis – jenisnya, ada baiknya kalo udah tau dampaknya kita juga tau gimana cara ngatasinnya. Lazarus (1984) mengatakan bahwa cara menanggulangi stres adalah upaya merubah kognitif dan perilaku secara terus-menerus untuk mengelola tuntutan eksternal tertentu yang dinilai meningkat atau melebihi kemampuan seseorang. Menurutnya, coping stres dapat dilakukan dengan cara yaitu emotion focused coping dan problem focused coping.

  1. Emotion focused coping dilakukan dengan mengurangi emosi negatif yang ditimbulkan oleh situasi yang tidak menyenangkan. Seperti menghindari(avoidance), meminimalisasi (minimization), memberi jarak (distancing), selective attention, perbandingan positif (positive comparisons), dan mengambil nilai positif dari suatu kejadian negatif. Banyak dari strategi ini berasal dari teori dan penelitian mengenai proses defensif dan digunakan dalam hampir setiap menghadapi stres. Dalam penelitian pada kelompok yang lebih kecil dari strategi kognitif, justru diarahkan untuk meningkatkan tekanan emosional. Beberapa individu perlu merasa buruk sebelum mereka dapat merasa lebih baik; dalam rangka untuk dapat meringankan mereka pertama kali harus mengalami penderitaan yang akut dan dalam menyalahkan diri sendiri atau bentuk lain dari menghukum diri sendiri. Dalam kasus lain, individu sengaja meningkatkan tekanan emosional mereka untuk memobilitasi diri untuk bertindak.

  2. Problem focused coping dilakukan dengan melakukan tindakan langsung untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, cara ini sering diarahkan pada mendefinisikan masalah (defining the problem), menghasilkan solusi alternative (generating alternative solutions), pembobotan alternatif dalam hal Cost dan manfaat, memilih antara cost dan manfaat, dan bertindak (acting). Namun fokus cara ini lebih luas mencakup strategi yang berorientasi pada masalah, daripada memecahkan masalahnya sendiri. Contohnya dengan menyusun jadwal belajar untuk menyelesaikan tugas dalam satu semester sehingga mengurangi tekanan pada akhir semester

Yuph yuph yuph,,, tulisan kedua akhirnya kelar,, semoga bisa bermanfaat, karena susah nyari bukunya. Jadi saya putuskan dengan ini saya mengambil banyak bahan dari internet.

 trimss :D

Sumber :
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-00015-PL%202.pdf
http://blogkputih.blogspot.com/2012/01/pengertian-stress-dan-general.html
ocw.usu.ac.id/.../pio_123_slide_stress_kerja.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23290/4/Chapter%20II.pdf
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html