Minggu, 21 April 2013

Jreng!! Pengertian Stress



Holaa,, ketemu lagi, langsung ngebut aja yaa..

Kelas gw lagi diserang tugas dari dosen2. Ckckck

Kenapa deadline dosen2 ini bersamaan?! Apa mereka memiliki rencana dibalik semua ini. Pemirsa mari kita saksikan hal – hal penting mengenai stress.

Stress?? Udah pada tau dong stress apaan?? Kalo perilaku kita udh muali aneh karena kerjaan yg gak teratasi, lama kelamaan bisa menjadi stress.

Menurut hans Selye stess adalah Respon-respon fisiologis dari tubuh terhadap tuntutan lingkungan maupun personal.

Hans Selye mengemukakan mengenai tentang General Adaptation Syndrome atau dengan kata lain reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress. General adaptation Syndrome(GAS) memiliki 3 proses/fase/bentuk yaitu :

  1. The Initial Alarm Reaction.
Alarm reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.

  2.Resistance Stage
The stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya. 

  3.Exhaustion Stage
Stage of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.
  
Dilain hal, Seyle (1983) membedakan stresor menjadi 3 golongan yaitu :
   1.  Stresor fisikbiologik contohnya dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan dan lain-  lain. *berhubungan dengan fisik.
  2. Stresor psikologis takut, khawatir, cemas, marah, kekecewaan, kesepian, jatuh cinta dan lain-lain. *lebih focus kejiwanya.
  3. Stresor sosial budaya menganggur, perceraian, perselisihan dan lain-lain. *lebih focus pada keadaan individu dimata lingkungannya.

Ada beberapa jenis stresor psikologis (dirangkum dari Folkman, 1984; Coleman, dkk, 1984 serta Rice 1992) yaitu :
   1.Tekanan(pressure)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum tekanan mendo rong individu untuk meningkatkan performa, mengintesifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekana sering ditemui dalam kehidupan sehari - hari dan memiliki bentuk yang berbeda - beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan sumber - sumber daya yang dimilikidalam proses pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya. Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, rasa percaya diri, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peran yang harus dijalani seseorang, atau juga dapat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari - hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.

  2.Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran  tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil  yang diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.
  3.Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a.    Approach - approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang sama - sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama - sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b.    Avoidance - avoidance conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama - sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing - masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c.    Approach - avoidance conflict, adalah situasi di mana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang berniat berhenti merokok, karena khawatirmerusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok.
  4.Kecemasan
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997). Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Stres dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu harapan yang mencetuskan cemas. Hasilnya adalah bekerja untuk melegakan tingkah laku (Rawlins, at al, 1993)

Udah pada tau kan hal hal penyebab stress dan jenis – jenisnya, ada baiknya kalo udah tau dampaknya kita juga tau gimana cara ngatasinnya. Lazarus (1984) mengatakan bahwa cara menanggulangi stres adalah upaya merubah kognitif dan perilaku secara terus-menerus untuk mengelola tuntutan eksternal tertentu yang dinilai meningkat atau melebihi kemampuan seseorang. Menurutnya, coping stres dapat dilakukan dengan cara yaitu emotion focused coping dan problem focused coping.

  1. Emotion focused coping dilakukan dengan mengurangi emosi negatif yang ditimbulkan oleh situasi yang tidak menyenangkan. Seperti menghindari(avoidance), meminimalisasi (minimization), memberi jarak (distancing), selective attention, perbandingan positif (positive comparisons), dan mengambil nilai positif dari suatu kejadian negatif. Banyak dari strategi ini berasal dari teori dan penelitian mengenai proses defensif dan digunakan dalam hampir setiap menghadapi stres. Dalam penelitian pada kelompok yang lebih kecil dari strategi kognitif, justru diarahkan untuk meningkatkan tekanan emosional. Beberapa individu perlu merasa buruk sebelum mereka dapat merasa lebih baik; dalam rangka untuk dapat meringankan mereka pertama kali harus mengalami penderitaan yang akut dan dalam menyalahkan diri sendiri atau bentuk lain dari menghukum diri sendiri. Dalam kasus lain, individu sengaja meningkatkan tekanan emosional mereka untuk memobilitasi diri untuk bertindak.

  2. Problem focused coping dilakukan dengan melakukan tindakan langsung untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, cara ini sering diarahkan pada mendefinisikan masalah (defining the problem), menghasilkan solusi alternative (generating alternative solutions), pembobotan alternatif dalam hal Cost dan manfaat, memilih antara cost dan manfaat, dan bertindak (acting). Namun fokus cara ini lebih luas mencakup strategi yang berorientasi pada masalah, daripada memecahkan masalahnya sendiri. Contohnya dengan menyusun jadwal belajar untuk menyelesaikan tugas dalam satu semester sehingga mengurangi tekanan pada akhir semester

Yuph yuph yuph,,, tulisan kedua akhirnya kelar,, semoga bisa bermanfaat, karena susah nyari bukunya. Jadi saya putuskan dengan ini saya mengambil banyak bahan dari internet.

 trimss :D

Sumber :
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-00015-PL%202.pdf
http://blogkputih.blogspot.com/2012/01/pengertian-stress-dan-general.html
ocw.usu.ac.id/.../pio_123_slide_stress_kerja.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23290/4/Chapter%20II.pdf
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar