Holaa,, ketemu lagi, langsung
ngebut aja yaa..
Kelas gw lagi diserang tugas
dari dosen2. Ckckck
Kenapa deadline dosen2 ini
bersamaan?! Apa mereka memiliki rencana dibalik semua ini. Pemirsa mari kita
saksikan hal – hal penting mengenai stress.
Stress?? Udah pada tau dong
stress apaan?? Kalo perilaku kita udh muali aneh karena kerjaan yg gak
teratasi, lama kelamaan bisa menjadi stress.
Menurut hans Selye
stess adalah Respon-respon fisiologis dari tubuh terhadap
tuntutan lingkungan maupun personal.
Hans Selye mengemukakan mengenai tentang General Adaptation Syndrome
atau dengan kata lain reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan
akibat stress. General adaptation Syndrome(GAS) memiliki 3 proses/fase/bentuk
yaitu :
1. The Initial Alarm Reaction.
Alarm
reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi
stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau
khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme
untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah
dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
2.Resistance Stage
The
stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah
mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat
timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping
mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi
dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya.
3.Exhaustion Stage
Stage
of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik
tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan,
mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan
lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.
Dilain hal, Seyle
(1983) membedakan stresor menjadi 3 golongan yaitu :
1. Stresor fisikbiologik contohnya
dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan dan lain- lain. *berhubungan
dengan fisik.
2. Stresor psikologis takut, khawatir,
cemas, marah, kekecewaan, kesepian, jatuh cinta dan lain-lain. *lebih focus kejiwanya.
3. Stresor sosial budaya menganggur,
perceraian, perselisihan dan lain-lain. *lebih
focus pada keadaan individu dimata lingkungannya.
Ada
beberapa jenis stresor psikologis (dirangkum dari Folkman, 1984; Coleman, dkk,
1984 serta Rice 1992) yaitu :
1.Tekanan(pressure)
Tekanan terjadi
karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun
tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum tekanan mendo rong individu untuk
meningkatkan performa, mengintesifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku.
Tekana sering ditemui dalam kehidupan sehari - hari dan memiliki bentuk yang
berbeda - beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat
menghabiskan sumber - sumber daya yang dimilikidalam proses pencapaian
sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive.
Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari
keduanya. Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, rasa percaya diri,
konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan
waktu atau peran yang harus dijalani seseorang, atau juga dapat berupa
kompetisi dalam kehidupan sehari - hari di masyarakat antara lain dalam
pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
2.Frustasi
Frustasi dapat
terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat hambatan atau hilangnya
kesempatan dalam mendapatkan hasil yang
diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap
situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun
depresi.
3.Konflik
Konflik terjadi
ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau
lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam
waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a.
Approach - approach conflict, terjadi apabila
individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang sama - sama disukai,
misalnya saja seseorang yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan
karir yang sama - sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan
untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya
sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b.
Avoidance - avoidance conflict, terjadi bila
individu diharapkan pada dua pilihan yang sama - sama tidak disenangi, misalnya
wanita muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi
disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya
nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak
tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing - masing alternatif
memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c.
Approach - avoidance conflict, adalah situasi di
mana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar
dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang berniat berhenti
merokok, karena khawatirmerusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan
sisa hidupnya kelak tanpa rokok.
4.Kecemasan
Kecemasan
adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal,
samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997). Kecemasan merupakan suatu
respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Stres dapat didefinisikan
sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu harapan yang mencetuskan cemas.
Hasilnya adalah bekerja untuk melegakan tingkah laku (Rawlins, at al, 1993)
Udah pada
tau kan hal hal penyebab stress dan jenis – jenisnya, ada baiknya kalo udah tau
dampaknya kita juga tau gimana cara ngatasinnya. Lazarus (1984) mengatakan
bahwa cara menanggulangi stres adalah upaya merubah kognitif dan perilaku
secara terus-menerus untuk mengelola tuntutan eksternal tertentu yang dinilai
meningkat atau melebihi kemampuan seseorang. Menurutnya, coping stres dapat
dilakukan dengan cara yaitu emotion focused coping dan problem focused coping.
1. Emotion focused coping dilakukan
dengan mengurangi emosi negatif yang ditimbulkan oleh situasi yang tidak
menyenangkan. Seperti menghindari(avoidance), meminimalisasi (minimization),
memberi jarak (distancing), selective attention, perbandingan positif (positive
comparisons), dan mengambil nilai positif dari suatu kejadian negatif. Banyak
dari strategi ini berasal dari teori dan penelitian mengenai proses defensif
dan digunakan dalam hampir setiap menghadapi stres. Dalam penelitian pada
kelompok yang lebih kecil dari strategi kognitif, justru diarahkan untuk
meningkatkan tekanan emosional. Beberapa individu perlu merasa buruk sebelum
mereka dapat merasa lebih baik; dalam rangka untuk dapat meringankan mereka
pertama kali harus mengalami penderitaan yang akut dan dalam menyalahkan diri
sendiri atau bentuk lain dari menghukum diri sendiri. Dalam kasus lain,
individu sengaja meningkatkan tekanan emosional mereka untuk memobilitasi diri
untuk bertindak.
2. Problem focused coping dilakukan
dengan melakukan tindakan langsung untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu,
cara ini sering diarahkan pada mendefinisikan masalah (defining the problem),
menghasilkan solusi alternative (generating alternative solutions), pembobotan
alternatif dalam hal Cost dan manfaat, memilih antara cost dan manfaat, dan
bertindak (acting). Namun fokus cara ini lebih luas mencakup strategi yang
berorientasi pada masalah, daripada memecahkan masalahnya sendiri. Contohnya
dengan menyusun jadwal belajar untuk menyelesaikan tugas dalam satu semester sehingga
mengurangi tekanan pada akhir semester
Yuph yuph yuph,,, tulisan kedua akhirnya kelar,, semoga bisa bermanfaat, karena susah nyari bukunya. Jadi saya putuskan dengan ini saya mengambil banyak bahan dari internet.
trimss :D
Sumber :
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-00015-PL%202.pdf
http://blogkputih.blogspot.com/2012/01/pengertian-stress-dan-general.html
ocw.usu.ac.id/.../pio_123_slide_stress_kerja.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23290/4/Chapter%20II.pdf
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar