Hollaaaaa,,,
Mengejar kesalahan gw dan ketinggalan gw ini,, kali ini gw bakal membahas mengenai Teori - Teori Kepribadian Sehat.
Teori kepribadian sehat yang akan gw bahas, lebih terfokus pada teori psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori behavioristik dari John B.Watson, dan teori humanistik dari Abraham Maslow.
Gak perlu lama-lama lagi, mari kita ke TKP.
Pertama, gw bakal ngebahas mengenai teori dari Sigmund Freud, yaitu PSIKOANALISA. alias Psikologi Ana dan Lisa ahahahaha XD
1. SIGMUND FREUD - ALIRAN PSIKOANALISIS
1. SIGMUND FREUD - ALIRAN PSIKOANALISIS
Freud membagi pemikiran manusia menjadi 3 bagian yaitu Unconciousness, Preconciousness, dan Conciousness. Unconciousness adalah pemikiran kita dimasa lalu yang tersimpan didalam ingatan kita, biasanya pemikiran dialam bawah sadar. Presonciousness merupakan penghubung antar Unconciousness dan Conciousness layaknya sebuah rakit yang ada untuk mengantar penduduk diantara 2 pulau. Sedangkan Consiousness adalah kesadaraan kita secara nyata dan penuh serta berhubungan langsung dengan realitas kita sebagai suatu individu.
Dilain hal, Freud juga mengemukakan pendapatnya bahwa perilaku manusia berhubungan dengan pemikirannya yang saling berinteraksi antara ID(Biologis), EGO(Psikologis), SUPEREGO(Sosiologis). Id atau yang
familiar kita sebut dengan prinsip kesenangan (pleasure principle) berisikan hawa nafsu (instink) karena menyimpan dorongan biologis manusia, dua instink pada manusia itu adalah libido atau hasrat seksual dan thanatos hasrat akan kematian. Ego (prinsip realitas) tentu
berkembangnya dari id. Secara garis besar sang ego lah yang menjembatani atau
menghubungkan id dengan realitas di dunia luar. Ego yang mengontrol kesadaran
dan mengambil keputusan dari apa yang ingin manusia lakukan. Superego (prinsip sosial) disini superego berperan sebagai "penegur" jika kita melakukan hal - hal yang kurang manusiawi atau diluar batas moral seseorang.
2. JOHN BROADUS WATSON - ALIRAN BEHAVIORISME
John B.Watson merupakan tokoh yang memperkenalkan aliran behavioristik atau yang mengemukakan teori belajar behavioristik, dalam pendekatan teorinya, Watson melakukan penelitian mengenai perilaku hewa, pembelajaran anak, dan periklanan, salah satu penelitiannya yang paling kontroversional adalah percobaan "Little Albert".
Behaviorisme berdiri sebagai reaksi atas introspeksionisme atau menganalisis manusia berdasarkan laporan subjektif dan juga menganalisis perilaku yang tampak saja sehingga dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan.
Teori behavioristik
dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu
dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang
bila dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting
adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan
respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan
respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan
tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh
karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat
diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah
faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon
dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin
kuat.
So,, kurang lebih dari teori ini adalah gimana cara kita untuk selalu menanggapi stimulus yang kita terima dari lingkungan atau orang lain.
3. ABRAHAM MASLOW - ALIRAN HUMANISTIK
Aliran ini muncul sekitar tahun 1940 - 1950an sebagai hasil dari perkembangan atas dua aliran yang telah ada sebelumnya yaitu aliran behaviorisme dan aliran pskoanalisis. Aliran ini secara garis besar sangat memberikan perhatian atau terfokus pada diri(SELF) dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Aliran ini dipelopori oleh seorang psikolog yang berasal dari Amerika yaiut Abraham Maslow.
Dalam aliran humanistik ini, Maslow mengemukakan teori mengenai Hirarki Kebutuhan manusia.
Interprestasi dari Hirarki Kebutuhan Maslow yang dipresentasikan dalam bentuk piramida dengan kebutuhan yang lebih mendasar ada dibagian paling bawah. |
Menurut doi atau Alm. Om Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah(bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (Aktualisasi Diri). Jadi, hirarki kebutuhan tersebut yaa seperti ini : (Bawah ke Atas)
- Kebutuhan fisiologis atau dasar.*
- Kebutuhan akan rasa aman.*
- Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi.*
- Kebutuhan untuk dihargai.*
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak pengelaman"nya saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi dirinya. Tetapi, untuk hirarki kebutuhan ini, Maslow hanya mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental.
Yup yup yup,,
Sekian teori teori dari orang sakti mandraguna itu dalam bidang psikologi.
Semoga bermanfaat, sekian dan terima kasih.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan
Mental. Purwokerto : Stain Pre
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar